"Yaa Sayyidi Yaa Rasulullah.mp3"

Nabi Sulaiman as dan seorang petani

>> Senin, 28 Juni 2010

Ketika diriwayatkan Nabiyullah Sulaiman alaihi shallatu wa sallam, ketika sedang melihat kerajaannya. Sebagaimana kita ketahui bahwa Nabi Sulaiman ini ditundukkan untuknya hewan, tumbuhan, jin dan juga angin, air ditundukkan untuknya sehingga taatlah kesemuanya pada Nabiyullah Sulaiman alaihi shallatu wa sallam. Ketika ia sedang melihat kerajaannya dari atas langit maka Jibril alaihi shallatu wa sallam mendatangi Nabi Sulaiman alaihi sallam berkata "wahai Sulaiman, kau lihat petani yang sedang bekerja di tengah ladang itu, tanyalah ia". Maka Nabiyullah Sulaiman diturunkan dan bertanya "wahai petani apa yang ada di hatimu sampai Jibril datang kepadaku memerintahkan untuk bertanya kepadamu apa yang ada di hatimu?", petani itu berkata "wahai Sulaiman, aku bersyukur kepada Allah atas kenikmatan yang diberikan kepadaku seluas – luasnya". Nabiyullah Sulaiman berkata "wahai petani kenikmatan seluas- luasnya seperti apa? Kau bekerja dari pagi hingga sore dan kau hanya mendapatkan makanan untuk hari esok dan hari esok lagi kau tidak mempunyai makanan kecuali dengan bekerja lagi, apa yang kau sebut keluasan dan kenikmatan sehingga kau bersyukur kepada Allah? Ceritakan kepadaku kenikmatan yang datang padamu?". Petani itu berkata "wahai Sulaiman, aku gembira karena hisabku perhitungan nikmatku sedikit, apa yang akan dihisab (dimintai pertanggungan jawab dihadapan Allah) dari kenikmatanku? Cuma alat tani, istri dan anakku, cuma itu saja yang dipertanyakan oleh Allah dan yang harus aku pertanggungjawabkan. Tapi engkau Sulaiman, kau bertanggungjawab mempunyai hak dan kewajiban pada semua hewan, jin, tumbuhan dan seluruh apa yang ditundukkan Allah untukmu". Maka sujudlah Nabi Sulaiman menangis kepada Allah Swt, "Rabbiy beri aku kemudahan dalam pertanggungjawabanku?". Bergetar Nabi Sulaiman ketika dikatakan "kau akan bertanggungjawab akan kewajibanmu atas hewan, tumbuhan, jin, angin dan semua yang ditundukkan oleh Allah untukmu".

Read more...

Ibadah Nabi Muhammad saw di bulan Sya’ban

>> Minggu, 27 Juni 2010

أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا حَدَّثَتْهُ قَالَتْ : لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا، أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ، وَكَانَ يَقُولُ : خُذُوا مِنْ الْعَمَلِ مَا تُطِيقُونَ، فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا، وَأَحَبُّ الصَّلَاةِ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا دُووِمَ عَلَيْهِ، وَإِنْ قَلَّتْ، وَكَانَ إِذَا صَلَّى صَلَاةً دَاوَمَ عَلَيْهَا
Sungguh berkata Sayyidatina Aisyah ra :
Belum pernah Nabi saw melakukan puasa sunnah pada suatu bulan pun sebanyak puasa sunnah beliau saw dibulan Sya'ban, dan sungguh beliau saw pernah melakukan puasa Sya'ban sebulan penuh, dan beliau saw bersabda : "Beramallah dari amal amal semampu kalian, sungguh Allah swt tidak pernah bosan hingga kalian sendiri yg bosan", dan shalat sunnah yg paling disukai Nabi saw adalah yg dilakukan dg berkesinambungan walaupun sedikit, dan beliau saw jika melakukan shalat sunnah maka beliau saw mendawamkannya. (Shahih Bukhari)

Betapa mulianya bulan sya'ban karena Rasul saw memperbanyak ibadah di bulan sya'ban diantaranya puasa. Dengan memperbanyak puasa di bulan sya'ban itulah, Rasul saw mengajarkan umatnya. Belum pernah beliau memperjuangankan banyak berpuasa sunnah melebihi di bulan sya'ban. Isyarat Ilahiyyah dari perbuatan Sang Nabi saw yang sangat mengetahui letak waktu – waktu mulia dan waktu – waktu yang lebih mulia dari sebagian waktu lainnya. Seraya mengambil waktu – waktu tersebut untuk memperbanyak ibadah yang tentunya telah menjadikan isyarat yang jelas bagi kita bahwa waktu – waktu tersebut sangat dimuliakan Allah.
Jika waktu tersebut sangat dimuliakan Allah, maka disitulah kesempatan bagi kita mengambil kesempatan untuk memperbanyak doa, munajat dan ibadah. Karena disaat – saat yang dimuliakan Allah itu, barangkali kita mendapatkan anugerah yang lebih dari waktu lainnya.
Bulan Sya'ban AlMukarram (Almukarram : yg dimuliakan) menyimpan kemuliaan yang banyak diantaranya adalah turunnya firman Allah "Innallaha wa malaikatahu yushalluuna alannabiy, yaa ayyuhalladzina'amanu shalluu alaihi wa sallimuu tasliimaa" QS. Al-Ahzab:56.) Ayat ini turun di bulan Sya'ban, maka bulan Sya'ban disebut bulan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Karena dibulan Sya'ban inilah Allah menurunkan firman tersebut bagi seluruh mukminin mukminat hingga akhir zaman untuk memperbanyak shalawat kepada Sang Nabi saw.
Dan di bulan Sya'ban itu pula terjadinya perpindahan kiblat dari Masjidil Aqsa menuju Masjidil Haram di Makkah Al Mukarramah. Turunnya ayat Aku telah melihat engkau menginginkan kiblat yang mengarah ke tempat yang lain dari Masjidil Aqsa (wahai Muhammad), maka kami akan menghadapkan kiblatmu ke arah yang engkau inginkan (yaitu Masjidil Haram). Maka Sang Nabi saw mengarahkan kiblatnya menuju Masjidil Haram dan kemudian turun ayat penyempurnanya, "maka hadapkanlah wajahmu ke Masjidil Haram".(QS Al Baqarah 144) Sya'ban merupakan Kesempurnaan Allah Swt, muncul padanya kepada Sayyidina Muhammad Saw yang mana bulan Rajab adalah bulan kemuliaan shalat. Shalat masih berlanjut terus menghadap ke Masjidil Aqsa dan kemudian di bulan Sya'ban, belasan bulan setelah diwajibkannya shalat itu maka dihadapkanlah kiblat itu ke Masjidil Haram sampai saat ini. Dan kejadian itu di bulan Sya'ban.
Dan bulan Sya'ban pula mempunyai kemuliaan agung yaitu malam Nishfu Sya'ban yang di malam itu Allah Swt memuliakan hamba- hambaNya dan disunnahkan padanya memperbanyak doa dan munajat. Sebagaimana dijelaskan oleh Hujjatul Islam Al Imam Syafi'i alaihi rahmatullah bahwa berbeda pendapat ulama tentang malam lailatul qadr, sebagian mengatakan di bulan Ramadhan, sebagian mengatakan di malam nishfu sya'ban. Namun tentunya pendapat yang lebih kuat "lailatul qadr adalah di bulan Ramadhan". Namun ada juga pendapat yang mengatakn malam nishfu sya'ban mempunyai kemuliaan seperti malam lailatul qadr. Dan di malam nishfu sya'ban pula Allah Swt memberikan kesempatan kepada hamba- hambaNya dengan berganti amal kitab setiap tahunnya. Amal kitab pahalanya dan dosanya yang diganti setiap tahun. Agenda dosa dan pahala itu diganti oleh Allah mulai malam 15 sya'ban dan disitu disunnahkan untuk memperbanyak ibadah.
Muncul pertanyaan kepada saya, tentang amal – amal yang paling baik di malam nishfu sya' ban? Sebagian para ulama mengajarkan shalat 100 rakaat dan lainnya. Belum saya temukan ada 1 dalil yang shahih mendukung shalat 100 rakaat di malam nishfu sya'ban. Akan tetapi hal itu terikat kepada sunnahnya memperbanyak ibadah di malam nishfu sya'ban. Maka apakah itu berupa memperbanyak ibadah shalat sunnah, memperbanyak doa, memperbanyak membaca Alqur'an, dan semua itu hal yang baik dilakukan di malam nishfu sya'ban. Malam – malam agung itu telah menanti kita, kemuliaan – kemuliaan itu menanti kita dan kemudian akan datanglah Ramadhan AlMukarram.
Kita teruskan riwayat hadits Sang Nabi saw, Rasul saw bersabda sebagaimana ucapan Sayyidatuna Aisyah radiyallahu anha bahwa Rasul kemudian bersabda "khudzuu minal amal ma tuthiqun" ambillah dari amal pahala itu semampu kalian. Bila mampu 1 bulan penuh berpuasa di bulan sya'ban, berpuasalah. Bila tidak mampu ambillah semampunya, 1 hari, 2 hari, berapa pun semampunya ambillah semampunya hal – hal yang sunnah hingga usia kita dan jasad kita menyaksikan lewatnya hari – hari kita didalam sunnah Muhammad Rasulullah Saw. (lalu keterusan hadits tsb) "Innallaha la yamillu hatta tamilluu" sungguh Allah tiada akan pernah bosan sampai kalian sendiri yang bosan. Maksudnya apa? Kalau kita tidak bosan – bosannya maka hal itu baik., namun Allah tidak ada padanya sifat bosan. Menunjukkan setiap pendosa yang selalu bertaubat, Allah tidak akan bosan menerima taubatnya. Setiap orang yang bersalah memohon maaf kepada Allah, Allah tidak akan bosan memaafkannya. Setiap hamba yang berdoa siang dan malam, Allah tidak akan bosan mendengar doanya. Hamba yang beribadah siang dan malam, Allah tiada akan pernah bosan untuk menerima ibadah hamba-Nya. Manusia memiliki sifat bosan. Akan kita berharap kepada Allah agar Allah membenahi kita untuk tidak bosan beribadah, untuk tidak bosan bertaubat, untuk tidak bosan membenahi diri kita dan Rasul saw diriwayatkan oleh Sayyidatuna Aisyah radiyallahu anha bahwa Rasul saw bersabda (kelanjutan hadits tsb) "ahabbusshalat ilannabiy shallallahu alaihi wa sallam ma duwima alaihi" amal yang paling dicintai oleh Sang Nabi saw adalah shalat sunnah yang dikerjakan berkesinambungan. Bahwa Rasul itu kalau melakukan suatu shalat sunnah, tidak lagi meninggalkannya.
Sering bisikan syaitan membisikkan telinga kita untuk tidak banyak beramal. Jangan banyak – banyak beramal, nanti kau tidak bisa mendawamkannya. Sungguh itu bisikan syaitan, kita layaknya mengambil amal yang semampunya, seringannya untuk tidak kita tinggalkan dan boleh menambahkan amal sebanyak – banyaknya di waktu senggang kita, walaupun sering tertinggalkan tapi lebih baik daripada tidak sama sekali. Tetapi ada amal – amal yang sangat ringan, yang selalu dijaga, yang tidak pernah ditinggalkan baik dalam keadaan safar atau dalam keadaan di rumah, dalam kesibukkan kerja, dalam keadaan sakit, tetap dikerjakan. Ada yang menjaga shalawat kepada Nabi saw yiatu 100X setiap harinya, shalawat 100X tidak akan makan waktu 10 menit dari 24 jam. Tidak sempat pagi, siang, sore, maghrib, isya, subuh, lewat 1 hari 1 malam, bisa di qadha esoknya.
"Ahabbusshalat ilannabiy shallallahu alaihi wa sallam ma duwima alaihi" amal yang paling dicintai oleh Sang Nabi saw adalah shalat sunnah yang dikerjakan berkesinambungan. Kita mempunyai waktu 24 jam, lihatlah mana waktu yang paling senggang pada hari – harimu. Saya lebih santai di waktu maghrib, ambil 2 rakaat ba'diyah Isya, saya tidak punya waktu shalat sunnah qabliyah - ba'diyah, shalat fardhu saja curi – curi waktu karena sibuk bekerja, ambil 2 rakaat saja, barangkali qabliyah subuh 2 rakaat atau ba'diyah maghrib 2 rakaat. Waktu yang jelas engkau disitu tidak sibuk, ambil 2 rakaat saja. 2 rakaat dulu jangan ditinggalkan, kalau ada waktu boleh qabliyah dhuhur 4 rakaat, ba'diyah dhuhur 4 rakaat, qabliyah ashar 4 rakaat, maghrib tambah awwabin 6 rakaat, qabliyah isya 4 rakaat, ba'diyah isya 4 rakaat, boleh ditambah tapi punya 1 waktu yang tidak kita tinggalkan dari hal yang sunnah Nabi Muhammad Saw. Yang 2 rakaat jangan tinggalkan, yang lainnya di saat senggang, lakukan atau disaat kita sibuk bisa kita tinggalkan karena hal itu sunnah. Tetapi ada amal – amal yang kita pegang walaupun hal itu ringan tapi itu tidak kita tinggalkan sebagai pencapaian cinta Nabi Muhammad Saw yang pasti padanya kecintaan Allah Swt.
Demikian ringan dan mudahnya Nabi saw mengajarkan kepada kita, maka kita sudah berada di akhir bulan Rajab untuk membenahi kehidupan dan hari – hari kita sebaik - baiknya, membenahi jiwa kita sebaik – baiknya, mempersiapkan diri masuk ke bulan sya'ban dengan kemuliaan, mempersiapkan diri sampai ke gerbang Ramadhan dengan seindah – indah keadaan.
Allah Swt tiada henti – hentinya memuliakan hamba-Nya dengan kemuliaan yang ia dambakan, kemuliaan di dunia dan kemuliaan akhirat adalah milik Allah. Firman Allah: Allah itu memberikan kewibawaan dan kemuliaan pada yang dikehendakinya dan Allah Maha Mencabutnya dari yang dikehendakinya.

Read more...

Kisah Ashabul Kahfi

>> Senin, 21 Juni 2010

Kahfi berarti gua. Ashababul berarti pemuda tidur. Ada 3 gua yang diperkirakan sebagai tempat kejadiannya adalah Gua di Efesus, Anatolia(sekarang Turki) Paulus, Orang Yahudi dan Kristian mempercayainya di sini . Lalu Gua di Damsyik, Syria, selain itu Gua di Amman, Jordan(Gua ini lebih menepati ciri-ciri yang diberi dalam al Quran.)

Kisah Ashabul Kahfi adalah Kisah nyata mengenai sekelompok pemuda yang beriman kepada Allah, sebagaian besar menyebut mereka berjumlah tujuh orang , namun bilangan pemuda yang sebenarnya adalah tidak diketahui, dan tidak menjadi kepentingan untuk berbahas mengenainya.

Allah berfirman dalam Al Qur`an pada surat Al-Kahfi ayat 22 : "Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan: "(jumlah mereka) adalah lima orang yang keenam adalah anjing nya", sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain) mengatakan: "(jumlah mereka) tujuh orang, yang ke delapan adalah anjingnya." Katakanlah: "Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit." Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun di antara mereka.

Para pemuda Ashabul Kahfi tersebut mengetahui bahwa kaum mereka adalah orang-orang kafir, karena menyembah selain Allah. Kekafirannya menyebabkan kezaliman dan kebohongan. Para pemuda mukmin ini lalu memikirkan langkah berikutnya, yaitu dengan mengasingkan diri, lalu memutuskan untuk meninggalkan kaumnya, karena mereka adalah orang yang beriman sedang kaumnya adalah kaum yang kafir, dan tidak mungkin bagi para pemuda itu untuk tinggal bersamanya.

Mereka lalu meninggalkan kota dan pergi ke sebuah gunung, kemudian memutuskan untuk berlindung dalam gua di gunung itu. Mereka memohon kepada Allah agar mencurahkan rahmat-Nya bagi mereka. Allah mengabulkan permohonan mereka. Rahmat Allah diturunkan kepada mereka, Dia memerintahkan matahari agar tidak menyinari tubuh mereka, sehingga tidak merusaknya.

Diantara tanda-tanda kekuasaan Allah atas mereka adalah bahwa mata mereka tetap terbuka, sehingga orang yang melihat menyangka mereka terjaga dan dapat melihat, padahal mereka tidur nyenyak. Bahkan, bumi tidak menelan tubuh mereka, karena Allah membalikkan mereka sesekali ke kanan dan ke kiri.

Bersama mereka ada seekor anjing yang menjadi teman mereka. Anjing itu duduk di ambang pintu gua, menjunlurkan kedua lengannya, dan tidur seperti penghuni gua itu. Sehingga tidak seorang pun yang berani mengganggu mereka ketika tidur. Allah telah membuat hati siapa saja yang melihat mereka menjadi takut, jika ia menoleh kepada mereka, ia akan melarikan diri ketakutan.

Mereka tidur cukup lama, disebutkan dalam Al Qur`an selama 309 tahun (Al Kahfi:25)! Setelah itu, Allah membangunkan mereka, sehingga mereka bertanya-tanya berapa lama mereka tidur, namun mereka berbeda pendapat. Diantara mereka ada yang mengatakan, "Kami tidur selama satu atau setengah hari!"

Akan tetapi mereka tidak memperpanjang perdebatan itu karena memang mereka tidak mengetahuinya, mereka dalam gua. Lalu mereka menunjuk salah seorang diantara mereka untuk pergi ke kota, membekalinya dengan uang perak untuk membeli makanan. Demikian pula agar ia waspada dan berhati-hati agar tidak ada seorang pun yang mengenali dan mengetahuinya, karena mereka merasa takut terhadap kaum mereka. Jika mereka mengetahui penghuni gua dan tempat tinggal mereka, niscaya kaumnya akan membunuh mereka atau membujuk mereka agar kembali ke agama mereka dan perbuatan syirik.

Pergilah pemuda itu untuk membeli makanan ke pasar. Namun Allah menghendaki hal lain. Allah ingin menjadikan diantara mereka tanda kekuasaan-Nya dan sebagai bukti atas kemampauan Allah Yang Maha Suci untuk membangkitkan. Allah menampakkan mereka pada kaum mereka. walaupun kaum itu telah menjadi kaum yang beriman kepada Allah, generasi sebelumnya yang kafir telah lenyap.

Setelah penduduk negeri itu melihat laki-laki mukmin itu, mereka menyusulnya ke gua, tatkala mereka tiba di gua, mereka mendapatkan para lelaki mukmin itu telah wafat, kali ini benar-benar wafat dalam keadaan yang wajar. Demikianlah akhir kisah tentang iman, ikhlas, dan zuhud di dunia untuk kembali kepada Allah.

Doa Ashabul Kahfi

رَبَّنا ءَاتِنا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئ لَنا مِنْ أَمْرِنا رَشَداً

"Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).

Read more...

Puasa Bulan Rajab

>> Sabtu, 12 Juni 2010

Al Asy Hurul Hurum adalah bulan Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Bulan-bulan ini di istimewakan oleh Allah Ta'ala dengan kesuciannya dan Dia menjadikan bulan-bulan ini sebagai bulan-bulan pilihan di antara bulan yang ada. Allah Ta'ala berfirman:

 "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu." (QS. At Taubah: 36)

Ibnu Jarir ath Thabari rahimahullah meriwayatkan melalui sanadnya, dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu sehubungan dengan pengagungan Allah terhadap kesucian bulan-bulan ini, beliau berkata, "Allah Ta'ala telah menjadikan bulan-bulan ini sebagai (bulan-bulan yang) suci, mengagungkan kehormatannya dan menjadikan dosa yangdilakukan pada bulan-bulan ini menjadi lebih besar dan menjadikan amal shalih serta pahala pada bulan ini juga lebih besar." (Tafsir ath Thabari)

Al Qodhi Abu Ya'la rahimahullah mengatakan, "Dinamakan bulan haram karena dua makna. Pertama, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian. Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan tersebut. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan." (Zaadul Masiir, Ibnul Jauziy, tafsir surat At Taubah ayat 36, 3/173, Mawqi' At Tafasir)

Mengenai kejelasan bulan apa saja yang disebut bulan haram dijelaskan dalam hadits

"Sesungguhnya zaman telah berputar seperti keadaannya ketika Allah menciptakan langit dan bumi, dalam setahun itu terdapat dua belas bulan. Empat diantaranya adalah bulan haram (disucikan). Tiga dari empat bulan itu, (jatuh secara) berurutan yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijah, Muharram. Sedangkan Rajab (yang disebut juga sebagai syahru Mudhar), terletak diantara Jumada (ats Tsaniyah) dan Sya'ban." (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679)

Dari dua sumber tersebut telah jelas jikalau bulan rajab adalah bulan yang mulia, amal shalih serta pahala pada bulan ini juga lebih besar. Dalam menanggapi amalan khusus bulan rajab terbagi menjadi tiga golongan, sebagian besar muslimin menjalankannya, sebagian lain tak perduli, dan sebagian lainnya sibuk melarangnya.

Al hafidh Al Muhaddits Imam Nawawi rahimahullah berkata mengenai amalan puasa rajab, "tak ada ketentuan jelas yg menguatkan pelarangan puasa pada bulan rajab, tidak pula keterangan sunnah melakukannya, akan tetapi asal dari ibadah puasa adalah sunnah, dan pada riwayat sunan Abu Dawud baha Rasulullah saw mensunnahkan puasa di bulan haram, dan Rajab adalah salah satu dari bulan haram."

maka merupakan kemungkaran bagi yg mengharamkannya, karena sebagaimana dijelaskan oleh Al hafidh Imam Nawawi bahwa hal ini tidak ada dalil yg melarangnya, maka sunnah berpuasa di hari hari yg tidak diharamkan puasa padanya seperti hari Ied.

pengingkaran akan hal ini adalah mungkar, bila sekelompok muslimin ingin berpuasa di bulan rajab maka tak ada satu dalilpun yg melarangnya, karena puasa itu bukan untuk memuliakan berhala, tapi ibadah karena Allah swt semata.

Sebagaimana sabda Rasulullah saw : "Sungguh sebesar besar kejahatan muslimin pada muslimin lainnya, adalah yg bertanya tentang hal yg tidak diharamkan atas muslimin, menjadi diharamkan atas mereka karena pertanyaannya" (shahih Muslim hadits no.2358)

Telah jelas walaupun hadits - hadits tentang amalan puasa khusus bulan rajab ini tidak ada yg shahih, sebagian besar adalah dhoif, namun bukan berarti itu menafikan kemuliaan ibadah di bulan rajab sebagaimana dijelaskan bahwa amal shalih serta pahala pada bulan haram ini lebih besar.

Salah satu hadits shahih yang menjadi dasar mengenai keutamaan puasa di bulan rajab adalah sabda Nabi Muhammad saw: "Barangsiapa berpuasa di bulan haram (rajab adalah salah satu dari bulan haram) pada hari kamis, jumat dan sabtu, maka baginya pahala Ibadah 60 tahun" (Majmu' zawaid juz 3 hal 191)

Mengenai ketentuannya terdapat perbedaan, dan batas penjelasan yg shahih adalah memperbanyak puasa di bulan rajab, tanpa ada batasan harinya, bahkan ada sebagian ulama yg berpuasa mulai rajab dan sya'ban, berlanjut ramadhan,

Read more...

Shalawat kepada Nabi

>> Minggu, 06 Juni 2010

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya" (QS. Al Ahzab: 56)

Shalawat adalah bentuk jamak dari kata shalat yang berarti seruan memohon kepada Allah. Shalawat Allah kepada Muhammad, berarti Allah memberi berkah, penghargaan, dan menempatkan Rasulullah di tempat yang mulia disisi-Nya. Kemudian shalawat Malaikat kepada Muhammad adalah memberi salam penghormatan atas diangkatnya kemuliaan dan kerasulan Muhammad, sebagaimana penghormatan malaikat kepada Nabi Adam as. Kita Membaca shalawat untuk Nabi, memiliki maksud mendoakan atau memohon kepada Allah swt agar shalawat Allah itu tetap langgeng untuk beliau dan keluarganya, walaupun shalawat orang-orang mukmin sebenarnya tiada artinya bagi Muhammad karena beliau telah dijamin medapatkan curahan rahmat dan keberkatan itu langsung dari Allah selamanya.

Orang yang bershalawat untuk Nabi hendaknya disertai dengan niat dan didasari rasa cinta kepada beliau dengan tujuan untuk memuliakan dan menghormati beliau. Dalam penjelasan hadits (akhbar al-hadits) disebutkan bahwa apabila seseorang membaca shalawat tidak disertai dengan niat dan perasaan hormat kepada Nabi, maka timbangannya tidak lebih berat ketimbang selembar sayap. Nabi saw bersabda : "Sesungguhnya sahnya amal itu tergantung niatnya".

Nabi saw. bersabda : "Dan kalau kamu membaca shalawat, maka bacalah dengan penuh penghormatan untuk ku."

Berikut beberapa hadits mengenai keutamaan kita bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW ,

Manusia yang paling utama terhadap diriku pada hari kiyamat, ialah manusia yang paling banyak bershalawat untukku ( HR At Thurmudzy )

Siti Aisyah ra. berkata : "Barangsiapa cinta kepada Allah Ta'ala, maka dia banyak menyebutnya dan buahnya ialah Allah akan mengingat dia, juga memberi rahmat dan ampunan kepadanya, serta memasukannya ke surga bersama para Nabi dan para wali. Dan Allah memberi kehormatan pula kepadanya dengan melihat keindahan-Nya. Dan barang siapa cinta kepada Nabi saw., maka hendaklah ia banyak membaca shalawat untuk Nabi saw., dan buahnya ialah ia akan mendapat syafaat dan akan bersama beliau di surga."

Selanjutnya Nabi saw., bersabda : Barang siapa membaca shalawat untuk ku karena memuliakanku, maka Allah Ta'ala menciptakan dari kalimat (shalawat) itu satu malaikat yang mempunyai dua sayap, yang satu di timur dan satunya lagi di barat. Sedangkan kedua kakinya di bawah bumi sedangkan lehernya memanjang sampai ke Arary. Allah Ta'ala berfirman kepadanya :"Bacalah shalawat untuk hamba-Ku, sebagaimana dia telah membaca shalawat untuk Nabi-Ku. Maka Malaikat pun membaca shalawat untuknya sampai Hari Kiamat."

Bersabda Nabi "Barang siapa bershalawat untukku sekali, niscaya Allah bershalawat untuknya sepuluh kali" ( HR Muslim dari Abu Hurairah, Al Mirqah II :5 )

Bahwasanya bagi Allah Tuhan semesta alam ada beberapa malaikat yang diperintah berjalan dimuka bumi untuk memperhatikan keadaan hamba-Nya. Mereka menyampai-kan kepadaku ( sabda nabi) akan segala salam yang diucapkan oleh ummatku. (HR. Ahmad, An Nasaiy & Ad Damrimy Syarah Al Hishn, Al Mirqah II:6)

Barang siapa bershalawat untukku dipagi hari sepuluh kali dan dipetang hati sepuluh kali mendapatkan ia syafaatku pada hari kiyamat ( HR . At Thabrany Al Jami')

Read more...

Istighfar

>> Sabtu, 05 Juni 2010

Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. pernah bersabda : "Setiap anak Adam gemar berbuat salah dan orang terbaik diantara yang bersalah adalah yang bertaubat".

setiap manusia tidak lepas dari dosa, setiap dosa mendekatkan kita pada murka Allah jadi penting bagi kita banyak - banyak istighfar memohon ampun atas dosa
, begitu utamanya bertaubat, Rasulullah SAW orang yang telah maksum, dijamin bebas dari semua dosa dan sudah dipastikan oleh Allah masuk kedalam sorga yang paling "VIP", setiap harinya tidak kurang beliau mengucapkan istighfar. Ujarnya : "Demi Allah, sesungguhnya aku selalu mohon ampunan kepada Allah sehari semalam lebih dari 70 kali" ( HR.Bukhari ).

Dalam satu hadis Qudsi Tuhan berfirman : "Wahai anak Adam, selama engkau berdoa kepada-Ku, berharap dan meminta ampun, niscaya Aku mengampunimu dan tak Ku-pedulikan ( berapa besar dosamu ). Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu ( menumpuk ) hingga mencapai sejauh mata memandang langit, lalu engkau memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu. Wahai anak Adam, seandainya engkau menjumpai-Ku dengan dosa sepenuh bumi, sedangkankamu ketika mati berada dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikitpun kepada-Ku, niscaya Aku menyambutmu dengan ampunan sepenuh bumi pula." ( HR.Turmuzi ).

Siti Aisyah RA pernah bertanya kepada Nabi SAW : "Ya Rasulullah !. Apakah ada umatmu yang nanti dapat masuk surga tanpa hisab ?". Beliau menjawab : "Ada. Yaitu orang yang mengingat dosanya lalu dia menangis". Karena itu Umul Mukminin itu pernah berkata : "Beruntunglah orang yang mendapati istigfar yang banyak dalam catatan amalnya".

Sesungguhnya ibadah dalam bentuk taubat adalah salah satu ibadah yang paling disenangi oleh Allah dan paling mulia disisi-Nya. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat. Tidak ada teman yang lebih disukai seorang hamba dalam kuburnya daripada istighfar yang banyak.

Pernah beberapa orang lelaki menemui Al Hasan Al Basri , ulama besar kota Basrah. Mereka mengeluh. Yang pertama mengeluh, karena hidupnya miskin. Yang kedua mengeluh karena sudah lama menikah tapi belum dikaruniai anak. Berikutnya mengeluh karena tanah pertaniannya sudah tidak subur lagi. Dan yang terakhir mengeluh karena hujan sudah lama tidak turun. Al Hasan Al Basri berkata "Perbanyaklah istighfar kepada Allah". Diantara mereka ada yang memberanikan diri bertanya "Wahai ulama, kenapa setiap kami bertanya selalu dijawab 'perbanyaklah istigfar kepada Allah". Dengan mantap beliau menjawab : "Tidakkah kalian membaca surah Nuh ayat 10 'Mohon ampunlah kepada Tuhanmu. Sungguh Ia Maha Pengampun. Akan diturunkan-Nya hujan dari langit berlimpahan. Akan diberi-Nya harta kekayaan dan putra-putra. Akan diberi-Nya kamu taman-taman. Dan disediakan-Nya bagimu sungai-sungai." Ulama Besar ini pernah berkata : "Perbanyaklah istighfar di rumahmu, di tengah perjalanan, di pasar, ditempat kerja, di pertemuan-pertemuan dan dimana pun dirimu berada saat itu. Sebab engkau tidak akan tahu di tempat manakah turunnya magfirah Tuhanmu".

Begitu juga Umar bin Khattab RA. Tatkala dalam masa pemerintahannya terjadi paceklik akibat musim kemarau panjang, beliau mengajak rakyatnya berkumpul di lapangan terbuka untuk mengadakan salat istisqa, salat minta hujan. Yang menjadi Imam dan bertindak sebagai khotib ialah Umar sendiri. Khotbahnya cukup pendek. Isinya mengajak mereka untuk banyak beristigfar secara khusyuk dan tawadhu. Dengan ijin Allah, tidak lama kemudian hujanpun turun dengan lebat.

Diantara keutamaan beristighfar ialah bahwa para malaikat Muqarrabin memintakan ampunan bagi orang-orang yang bertaubat, lalu mendoakan mereka agar dijauhkan dari siksa neraka dan dimasukan ke dalam surga yang penuh kenikmatan (QS. Ghafir (40) ayat 7-9).

Orang yang rajin dan istiqamah beristighfar ketika di duniapun mereka sudah diberikan banyak kemudahan oleh Allah SWT. seperti yang dijanjikan oleh Rasulullah SAW : "Barangsiapa membanyakkan istighfar niscaya dijadikan Allah baginya kelapangan dari tiap-tiap kesusahan dan jalan keluar dari tia-tiap kesempitan dan dianugerahkan rezeki dari jalan yang tidak diduganya " ( HR. Abu Daud, An Nasai, Ibnu Majah dan Al Hakim).

Adapun waktu yang terbaik untuk memohon ampunan Allah ialah sepertiga malam yang akhir seperti ditegaskan Allah SWT dalam Al Quran surah Azd-Dzariat 18 , "Dan di akhir malam mereka memohon ampun". Kemudian Rasulullah SAW menguatkan : "Pada setiap malam Allah turun ke langit dunia, ketika tinggal tersisa sepertiga terakhir, lalu berfirman ' Siapa yang berdoa kepada-Ku, lalu Aku kabulkan doanya. Siapa yang meminta kepada-Ku, lalu Aku berikan permintaannya. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku lalu Aku ampuni dia ." (HR.Muslim).

Seperti dikatakan oleh Siti Aisyah RA, berbahagialah orang yang dalam cacatan amalnya banyak beristighfar. Sebab Rasulullah SAW. bersabda : " Orang yang bertaubat dari dosanya seperti orang yang sama sekali tidak mempunyai dosa".

Read more...

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP