"Yaa Sayyidi Yaa Rasulullah.mp3"

Tips puasa Imam Al-Ghazali

>> Senin, 23 Agustus 2010


Tiga tingkatan puasa menurut Imam Al-Ghazali

  1. shaum al-'umum, yaitu
    menahan diri dari makan dan minum serta bersetubuh dengan isteri dari mulai terbit fajar sampai terbenam matahari. Inilah puasa yang paling rendah peringkatnya.
  2. shaum al-khushush, yaitu
    menjaga pendengaran, penglihatan, lidah, tangan dan kaki serta seluruh tubuh dari segala perbuatan dosa.
  3. shaum al-khushush-alkhushush, yaitu
    puasanya hati dari keinginan-keinginan yang dapat merendahkan martabatnya sebagai manusia dan pemikiran-pemikiran keduniaan kemudian mengosongkannya dari selain Allah.
    dengan perkataan lain, kita harus senantiasa dalam dzikrullah, mengingat Allah dalam penuh kesadaran. Semua persoalan dan urusan yang kita hadapi dan kita kerjakan tidak boleh memalingkan perhatian kita daripada mengingat Allah.
Tips Imam Ghazali tentang Puasa:

  1. kita harus memelihara mata kita dari melihat sesuatu yang dilarang agama seperti melihat hal-hal porno, mengawasi orang lain dalam rangka mencari-cari kesalahannya dan sebagainya.
  2. menjaga lidah kita dari segala jenis perkataan yang keji dan munkar seperti berbohong, menggunjing, mengadu domba dan sebagainya.
  3. menjaga telinga kita dari mendengarkan hal-hal yang dilarang oleh agama seperti mendengarkan orang yang sedang menggunjing (gibah), mendengarkan perkataan yang berbau porno baik lewat telepon maupun musik dan sebagainya.
  4. memelihara seluruh anggota badan kita dari perbuatan dosa atau maksiat. Termasuk menjaga perut kita dari makanan "syubhat" (makanan yang belum jelas halal-haramnya).
  5. Tidak berlebih-lebihan dalam berbuka puasa meskipun dengan makanan yang halal. Makan banyak yang bermuara pada kekenyangan itu menjadi sarana syaitan untuk menjerumuskan kita pada perbuatan-perbuatan keji dan jahat.

  6. Pada setiap kali kita berbuka puasa hendaknya hati kita dipenuhi oleh perasaan harap (raja) dan cemas (khauf). Kita berharap semoga ibadah puasa kita diterima oleh Allah dan pada saat yang bersamaan kita juga takut dan khawatir seandainya yang terjadi justru sebaliknya. Sebab, kita tidak tahu persis (pasti) apakah puasa kita diterima Allah atau justru sebaliknya ditolak.









    (sumber : note teman facebook)
     

0 komentar:

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP