"Yaa Sayyidi Yaa Rasulullah.mp3"

Mendirikan Shalat Lahir Bathin

>> Senin, 13 Juni 2011

Shalat adalah sebuah ibadah yang pelaksanaan jasadiahnya mudah dikerjakan. Namun, keutamaan shalat dan hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya baru dapat kita raih bila kita selain mengerjakan teknis jasadiahnya(sah secara fiqih), juga menyempurnakan secara batiniah meniscayakan adanya kekhusyu'an, yaitu kehadiran Allah Yang Maha Besar dalam setiap gerakan shalat dimulai dar takbir hingga salam.


 

Ketika al-Qur'an memuji sekelompok orang yang shalat dengan benar dan baik, mereka ditunjuk dengan kalimat wa al-muqimi ash-shalat (QS. Al-Hajj/22: 35), sedangkan ketika berbicara tentang sekelompok orang yang shalat tanpa menghayati substansinya, maka kata yang digunakannya adalah al-mushallin (QS. Al-ma'un/117: 4) tanpa menyebut kata yang seakar dengan aqimu. Kata al-mushallin pada ayat tersebut menunjuk kepada mereka yang kalaupun telah melaksanakan shalat, tetapi shalatnya tidak sempurna, karena tidak khusyu', dan tidak pula memperhatikan berbagai syarat dan rukunnya, atau tidak menghayati hakikat dari ibadah tersebut


 

Allah tidak menghendaki dari manusia sekedar kalimat-kalimat yang dituturkan, tetapi lebih dari itu adalah pengamalan, yang membenarkan kalimat yang diucapkan itu. Sebab, kalau tidak, maka itu semua hampa tidak berarti apa-apa dan tidak dipandang-Nya, "Allah tidak memandang (menilai) fisik dan bentuk rupamu, tetapi Dia menilai hati dan amalanmu"


 

Seandainya shalat hanya sekadar "ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam" – sebagaimana didefinisikan kebanyakan – niscaya Allah tidak menyatakan bahwa Sesungguhnya Dia berat, kecuali oleh mereka yang khusyu' (QS. Al-Baqarah/2: 45). Seandainya shalat telah dinilai cukup hanya dengan ucapan dan gerak, niscaya Allah tidak menilai mereka yang lengah dalam shalatnya sebagai orang-orang yang mendustakan agama (QS. Al-Ma'un/107: 5).


 

Beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk dapat menjaga shalat kita adalah:


 

Pertama, kita perlu menjaga aqidah, yaitu dalam pikiran dan qalbu kita harus tetap dijaga bahwa urusan yang berkaitan langsung dengan Allah, seperti shalat merupakan urusan paling menentukan besarnya pengabdian kita kepada AllahSWT.

Kedua, kita harus menyadari bahwa keyakinan kita masih lemah, sehingga kita akan sangat mudah teralihkan konsentrasi pikiran dan qalbu kita pada hal-hal selain Allah, oleh karena itu di saat kita tidak sedang melaksanakan shalat, kita harus memperhatikan betul kegiatan apa saja yang paling mudah membuat kita tidak khusyu' dalam shalat, persiapkan diri dengan sebenar – benarnya untuk melepaskan sementara akal dan qalbu dari semua kegiatan keduniawian sebelum shalat. Sebaiknya menjelang kita mengerjakan shalat kita berdzikir kepada Allah sebagai pemanasan shalat kita.


 

Ketiga, kita harus senantiasa menjaga qalbu kita dari penyakit-penyakitnya, seperti mudah emosi, kurang sabar, iri dengan prestasi orang lain, merasa diri sudah shalih, dan lain sebagainya. Kita juga harus melatih agar kebiasaan lupa yang kita miliki –seandainya ada- dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan.


 

Keempat, menanamkan ke pikiran dan hati bahwa suara adzan yang kita dengar adalah Suara Allah yang memanggil kita untuk menemuiNya. Sehingga seluruh organ tubuh kita akan segera berwudhu dan melaksanakan shalat begitu kita mendengar suara adzan berbunyi.


 

Kelima, melatih konsentrasi pikiran dan qalbu kita untuk fokus kepada Allah selama kita sedang shalat.


 

Keenam, kita sering berdoa agar hidayah yang ada di hati kita jangan sampai tercabut dan mohon dikuatkan.


Semoga Allah membimbing dan merahmati kita semua…amien. Wallahu a'lam bi shawwab.

0 komentar:

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP