"Yaa Sayyidi Yaa Rasulullah.mp3"

Ibadah Puasa tidak ada bandingan pahalanya

>> Rabu, 14 Juli 2010


"Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang menjaga kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, A llah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar" (QS. Al-Ahz ab : 35).

"Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui" (QS. Al-Baqarah : 184).

Puasa adalah sebuah amalan yang tidak ada bandingan(pahala)nya dengan cara menahan diri dari segala macam nafsu mulai makan, minum, dan nafsu – nafsu yang lain. Puasa yg dijelaskan dan diajarkan oleh Rasul saw adalah mulai adzan subuh hingga maghrib,

Al hafidh Al Muhaddits Imam Nawawi rahimahullah berkata, " asal dari ibadah puasa adalah sunnah" maka sunnah berpuasa di hari - hari yg tidak diharamkan puasa padanya seperti hari Ied dan tasyrikh. Puasa sepanjang tahun diluar hari- hari ied dan tasyrikh disebut juga Puasa Dahr. tidak ada pelarangan (puasa Dahr)-nya, hal puasa dahr ini tersebutkan didalam riwayat shahih (Shahih Muslim dalam Syarah Imam Nawawi Jilid 7 Halaman 174) , (-red-pada mahzab Hanafi memakruhkan puasa dahr karena beranggapan puasa dahr itu dilakukan satu tahun penuh dan hari-hari yang dilarang ikut dipuasai). Namun Rasul saw lebih menyenangi puasa Daud as, yaitu sehari puasa dan sehari tidak, demikian seterusnya. puasa Daud as ini teriwayatkan pada shahih Bukhari bahwa Rasul saw bersabda : "sebaik baik puasa adalah puasa Daud."


Wishal berbeda dengan puasa, wishal adalah menyambung puasa hingga tanpa buka dan sahur, teriwayatkan bahwa Rasul saw melakukannya, dan sahabat mengikutinya, maka Rasul saw bersabda : "Jangan kalian lakukan, karena aku diberi makan dan minum oleh Allah swt" (Shahih Bukhari;
Shahih Muslim No.1844). Jelaslah bahwa wishal dilarang oleh Rasul saw bagi kita, maka ikhtilaf ulama sebagian menghukuminya makruh, sebagian menghukuminya haram.

Berikut hadits – hadits yang menjelaskan keutamaan – keutamaan ibadah puasa:

"Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian telah mampu (ba'ah), maka hendaknya dia menikah, karena menikah itu dapat menjaga pandangan dan memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu untuk menikah, maka hendaknya dia berpuasa, karena puasa itu bisa menjadi perisai baginya" (HR. Bukhari no. 4779 dan Muslim no. 1400 dari Ibnu Mas'ud radliyallaahu 'anhu).

"Puasa itu adalah perisai yang dapat melindungi diri seorang hamba dari api neraka" (HR. Ahmad no. 15299; hasan lighairihi. Lihat Shahih At-Targhib no. 981).

Diriwayatkan dari Abu Umamah radliyallaahu 'anhu, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam : "Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkan aku ke dalam surga". Maka Rasulullah shallallaahu ' alaihi wasallam pun menjawab : "Hendaknya kamu berpuasa, karena puasa itu tidak ada tandingan (pahala)-nya" (HR. Nasa'i dalam Al-Kubraa no. 2530, Ibnu Hib ban dalam Al-Mawarid hal. 232, dan Al-Hakim no. 1533 dengan sanad shahih. Lafadh ini adalah milik Ibnu Hibban. Lihat Shahih Sunan An-Nasa'i no. 2097).

Dari Abi Hurairah radliyallaahu 'anhu, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam : Telah berfirman Allah ta'ala (merupakan hadits qudsi) : Setiap amal anak Adam adalah untuk dirinya sendiri kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku akan memberi pahala atasnya. Puasa itu adalah perisai, maka pada saat berpuasa hendaknya seseorang diantara kamu tidak melakukan rafats (yaitu : berjima' dan berbicara keji.) dan tidak juga membuat kegaduhan. Jika ada orang yang mencacinya atau menyerangnya, maka hendaklah ia mengatakan,"Sesungguhnya aku berpuasa". Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kesturi di hari kiamat. Dan bagi orang yang berpuasa itu mempunyai dua kegembiraan, yaitu ketika berbuka dan ketika berjumpa dengan Rabbnya, ia gembir a dengan puasanya (HR. Bukhari no. 1805 dan Muslim no. 1151).

Rasulullah shallal laahu 'alaihi wasallam bersabda : Puasa dan Al Qur'an itu akan memberikan syafa'at kepada seorang hamba pada hari kiamat nanti. Puasa akan berkata "Wahai Tuhanku, saya telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat di waktu siang, karenanya perkenankanlah aku untuk memberikan syafa'at kepadanya. Dan Al-Qur'an berkata "Saya telah melarangnya dari tidur di malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafa'at kepadanya". Beliau bersabda,"Maka syafa'at keduanya diperkenankan. (HR. Ah mad No.6626, Al Hakim No. 2036, dan Abu Nu'aim 8/161 dari Abdullah bin 'Umar radliyallahu 'anhuma; hasan shahih. Lihat Shahih At-Targhib No. 984).

Diantara keutamaan yang hanya dimiliki oleh ibadah puasa adalah bahwa Allah ta'ala telah menjadikan puasa sebagai penebus dosa bagi orang yang mencukur kepala dalam ihram karena ada halangan baginya, baik karena sakit atau karena gangguan yang terdapat pada kepala (lihat QS. Al-Baqarah : 196). Dan puasa juga dapat menjadi kaffarat karena tidak mampu memotong hewan kurban (QS. Al-Baqarah : 196), membunuh seseorang yang berada dalam perjanjian karena kesalahan atau tidak sengaja (QS. An Nisaa' : 92), melanggar sumpah (QS. Al-Maaidah : 89), membunuh binatang buruan pada saat ihram (QS. Al-Ma aidah : 95), dan zhihar (QS. Al-Mujaadilah : 3-4).

Demikian halnya dengan puasa dan shadaqah, keduanya berperan serta dalam penebus pelanggaran dosa seseorang, baik di dalam keluarga, harta, atau tetangga. Dari Hudzaifah bin Yaman radliyal laahu 'anhu ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasa llam : "Fitnah (ujian) seseorang dalam keluarga (istri), harta, anak, dan tetangganya dapat ditutupi dengan shalat, puasa, dan shadaqah. (HR. Bukhari no. 502 dan Muslim no. 144).

Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat satu pintu yang diberi nama Ar-Rayyaan. Dari pintu tersebut orang-orang yang berpuasa akan masuk di hari kiamat nanti dan tidak seorang pun yang masuk ke pintu tersebut kecuali orang-orang yang berpuasa.

Dikatakan kepada mereka: Dimana orang-orang yang berpuasa?Maka mereka pun masuk melaluinya. Dan apabila orang terakhir dari mereka telah masuk, maka pintu tersebut ditutup sehingga tidak ada seorangpun yang masuk melalui pintu tersebut. (Barangsiapa yang masuk, maka ia akan minum minuman surga. Dan barangsiapa yang minum minuman surga, maka ia tidak akan haus selamanya) (HR. Bukhari no. 1797 dan Muslim 1152, dan tambahan terakhir — di dalam kurung — adalah riwayat dari Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya N o.1902)

0 komentar:

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP