"Yaa Sayyidi Yaa Rasulullah.mp3"

Penyakit Hati Sombong

>> Sabtu, 11 Desember 2010

Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan. Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja; ia mengangkuti air dengan ember dan menyikat lantai rumahnya keras-keras. Keringatnya bercucuran deras. Menyaksikan keganjilan ini orang itu bertanya, "Apa yang sedang Anda lakukan?"Sang Guru menjawab, "Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka.

Mereka pun tampak puas sekali. Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya mulai bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya."

Sombong adalah penyakit hati yang sering menghinggapi kita semua, yang benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari. Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.

Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor ilmu yang kita miliki. Kita merasa lebih alim, lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.

Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor amal kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih banyak beramal - ibadah, lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

Semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena amal kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.

Akar dari kesombongan ini adalah cinta diri sendiri yang berlebihan. Pada tataran yang lumrah, cinta diri sendiri akan menampilkan diri dalam bentuk harga diri dan kepercayaan diri . Akan tetapi, begitu kedua hal tersebut berubah menjadi rasa kebanggaan (ujub) dan kita sudah berada sangat dekat dengan kesombongan (takabur) dan batas antara bangga dan sombong hanya setebal helai rambut. Hingga terucapkan oleh hati " ana khairun minhu" ("aku lebih baik daripadanya"). Ini adalah kata – kata Iblis ketika diperintahkan Allah sujud kepada Adam. Jelas sombong adalah sifat warisan Iblis.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al A'raf : 12

Ketika benih-benih kesombongan warisan iblis telah menjadi bagian dari diri. Diri ini merasa paling cantik, paling pintar, paling kaya, keturunan ningrat, berdarah biru, punya jabatan yang tinggi, lalu enggan berada di tengah atau bergabung dengan mereka yang tidak selevel dengan diri kita maka benih - benih itu berkembang menjadi penyakit yang menutupi seluruh hati nurani, karena hati nurani sudah tertutup maka lahirlah perilaku mencela, mencaci-maki, merendahkan/meremehkan, menindas, gossip/fitnah, buruk sangka, hasud, iri, dengki, riya, adu domba dan lain-lain.

Perjuangan melawan kesombongan merupakan mujahadah . Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan. Pertama, kita perlu menyadari bahwa kita berasal dari air mani yang menjijikan yang keluar dari lubang yang sama dengan keluarnya air kencing, dan memasuki alam dunia dari lubang yang dekat dengan lubang dubur. Yang kedua menyadari bahwa diri kita dan semua yang kita miliki hakikatnya adalah milik Allah SWT dan dalam kekuasaanNya.

0 komentar:

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP